DavaTrust: Revolusi agri-tech Indonesia berbasis blockchain

Bayangkan saat kita punya niat  investasi bidang agrikultur jenis vanili, tapi modal yang ada hanya Rp100 ribu. Bisakah terwujud? Sebab, secara awam, yang Namanya investasi tidak di angka ratusan ribu Rupiah, tapi di angka ratusan juta, bahkan miliaran. Itu baru investasinya. Bagaimana dengan keuntungannya? Bagaimana keuntungan dari modal ratusan ribu Rupiah itu bisa dilacak?

Jawabannya, saat ini bisa.  Di Indonesia, mimpi itu kini menjadi kenyataan. Ada DavaTrust, ekosistem AgriTech berbasis teknologi Web3 yang kini sedang berupaya mengubah wajah pertanian nasional.

Menurut Komisaris PT Kendali Kreasi Davatama, Achmad Rivai, yang merupakan induk usaha dari DavaTrust, ekosistem yang diciptakan bukan sekadar startup teknologi. 

DavaTrust adalah jembatan antara petani lokal, investor, dan konsumen global, yang dibangun di atas prinsip transparansi, inklusif, dan kontinyu.

Teknologi masuk ladang

Di tengah krisis pangan dan perubahan iklim, para raksasa teknologi dunia mulai melirik sektor pertanian sebagai next frontier. Founder Tesla dan SpaceX, Elon Musk, bahkan mengembangkan pertanian tertutup untuk misi Mars. Microsoft menerapkan AI lewat Azure FarmBeats, dan Tether meluncurkan Tether Agri untuk mendanai proyek pertanian global.

Namun, berbeda dengan pendekatan top-down ala Silicon Valley, DavaTrust memilih jalan yang lebih inklusif, membangun dari bawah, dari tanah Indonesia, dengan teknologi yang bisa diakses siapa saja.

Kehadiran DavaTrust

Indonesia memiliki lebih dari 78 juta hektar lahan pertanian. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan sistemik: akses pendanaan terbatas, rantai pasok tidak transparan, dan adopsi teknologi yang lambat.


Komisaris PT Kendali Kreasi Davatama, Achmad Rivai.



“Petani sering kali tidak bisa mendapatkan modal karena tidak punya agunan. Di sinilah DavaTrust hadir sebagai solusi,” jelas Achmad Rivai, yang juga alumni IPB University.

Melalui sistem yang secang diupayakan DavaTrust, petani bahkan bisa mendapatkan pendanaan dari masyarakat luas. Sementara investor, bisa melihat langsung bagaimana dananya digunakan, secara real-time dan transparan.

DavaTrust membangun ekosistem digital, dengan menghubungkan seluruh rantai nilai pertanian, dari hulu ke hilir, dengan tiga pilar utama:

Pertama, blockchain ethereum. Semua data, mulai dari pendanaan, penanaman, hingga panen, dicatat di blockchain. Langkah perdana ini menjamin transparansi dan keamanan data.

Kedua, kecerdasan buatan (AI). DavaTrust menggunakan AI untuk menganalisis data cuaca, kualitas tanah, dan tren pasar, yang membantu petani meningkatkan produktivitas.

Ketiga, crowdfunding berbasis token DVT (Distributed Validator Technology). Masyarakat bisa berinvestasi dalam proyek pertanian melalui token DVT, yang dibangun di jaringan Ethereum.

Salah satu terobosan terbesar DavaTrust adalah demokratisasi akses investasi. Tidak seperti proyek agri-tech global yang membutuhkan modal miliaran dolar, DavaTrust membuka pintu bagi siapa saja (inklusif).

Semua orang bisa membeli token DVT mulai dari Rp100 ribu dan berinvestasi di berbagai proyek, seperti perkebunan kelapa di Sumatera atau budidaya ikan lele di Jawa Barat.

Setiap transaksi, perkembangan proyek, dan distribusi keuntungan dicatat di blockchain, sehingga tidak ada ruang untuk manipulasi.

Transparansi dari Ladang ke Konsumen

Tidak hanya menguntungkan petani dan investor, melalui sistem DavaTrust, konsumen juga diuntungkan. Ketika kita membeli kopi dengan label “organik”, dengan DavaTrust, kita cukup memindai kode QR dan langsung melihat siapa petani yang menanamnya, kapan pupuk terakhir digunakan, dan apakah benar-benar bebas pestisida (traceable).

Semua data tersebut tersimpan di blockchain ethereum, tidak bisa diubah, dan diverifikasi secara independen.

Token DVT tidak hanya berfungsi sebagai alat investasi di dalam ekosistem. Ia juga diperdagangkan di decentralized exchange (DEX) seperti Uniswap. Sehingga investor dari luar negeri, Jepang, Jerman, atau Kanada, bisa dengan mudah berpartisipasi.

“Kami ingin DavaTrust menjadi jembatan global untuk pertanian Indonesia,” kata Rivai. “Seorang pensiunan di Berlin, Jerman, bisa berkontribusi pada ketahanan pangan di Papua. Itulah visi kami.”


Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Reuni
Bisnis
Berita
Tokoh
Opini
English